Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pada tahun kedua (2016) menjadi
success story
yang perlu diapresiasi. UNBK telah terbukti menjadi instrumen yang
efektif untuk menanamkan karakter dan kejujuran melalui capaian indeks
integritas. Namun pelaksanaan UNBK tidak boleh dipaksakan. Biarkan UNBK
berlangsung secara alami dan perlu diimbangi dengan penilaian kelas dan
penilaian sekolah yang lebih berkualitas. Oleh sebab itu, peningkatan
kompetensi guru dalam melakukan penilaian mutlak dilakukan.
Demikian pesan dan arahan Totok Suprayitno Kepala Balitbang dalam
acara pembukaan Evaluasi Pelaksanaan UNBK dan Persiapan Ujian Nasional
Perbaikan pada hari Senin sore (13/6/2016) di Jakarta. Turut hadir dalam
kegiatan yang berlangsung sampai tanggal 15 Juni 2016 ini adalah para
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi seluruh Indonesia dan perwakilan dari
20 Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Sementara dari BSNP sebagai badan
independen yang berwewenang menyelenggarakan UN, yang ikut serta dalam
kegiatan ini adalah Teuku Ramli Zakaria, Nanang Arif Guntoro, Kiki
Yuliati, dan Bambang Suryadi.
Menurut Totok panggilan akrab Kabalitbang, selama ini hasil UN kurang
menggambarkan kenyataan yang sebenarnya karena data yang digunakan
diperoleh dengan kecurangan. Baru dua tahun terakhir ini, setelah UNBK
dilaksanakan, kita memperoleh data yang valid.
“UNBK efektif untuk menghentikan praktik ketidakjujuran di sekolah.
Sekolah yang selama ini tidak jujur, meskipun capaian nilai UN-nya tidak
turun, telah terkoreksi dengan adanya UNBK. Oleh karena itu, selama dua
tahun terakhir ini kita tidak memberikan apresiasi atas capaian nilai
UN, tetapi kita lebih mengapresiasi capaian kejujuran atau indeks
integritas”, ucap Totok.
Lebih lanjut Totok mengatakan bahwa kita, para pelaksana UN,
merupakan pemberani dan pionir perubahan melalui pelaksanaan UNBK.
Sebab sampai saat ini perguruan tinggi saja belum siap melaksanakan
seleksi masuk perguruan tinggi dengan tes berbasis komputer. Bahkan
negara Australia pun ‘gumun’ (heran) dengan keberanian dan keberhasilan
kita melaksanakan UNBK. Namun demikian, kita tidak boleh lengah atau
terlena dengan keberhasilan ini. Apalagi mencederai keberhasilan ini
dengan kekurangsiapan kita untuk melaksanakan UNBK pada masa yang akan
datang.
Pada kesempatan tersebut Totok juga mengingatkan para kepala dinas
dan seluruh peserta rapat evaluasi pelaksanaan UNBK dan persiapan UN
Perbaikan untuk tidak menjadikan UNBK sebagai justifikasi atau alasan
pengadaan komputer secara besar-besaran.
“Kalau pun sekolah atau dinas pendidikan membeli komputer, harus
dimaksudkan untuk peningkatan proses pembelajaran, bukan hanya untuk
UNBK. Jika kita memaksakan diri untuk melaksanakan UNBK, kita telah
mencederai esensi UNBK itu sendiri”, pesan Kabalitbang.
Totok tidak menafikan kenyataan di balik kesuksesan pelaksanaan UNBK,
masih ada kendala dan hambatan yang perlu dijadikan pelajaran pada masa
mendatang. Oleh karena itu, forum evaluasi seperti ini perlu
dimanfaatkan secara optimal oleh seluruh peserta.
“Rapat evaluasi ini merupakan forum untuk berbagi informasi dan pengalaman dari berbagai daerah, yang terkait dengan
success story
maupun kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan UNBK”, ucap
Totok seraya meminta para peserta untuk berbagi informasi dan pengalaman
dalam diskusi kelompok yang akan dilaksanakan pada hari Selasa.
Di akhir sambutannya, Kepala Balitbang juga menyampaikan pesan bahwa
hasil UN bukan akhir dari segala proses pembelajaran, sebab hasil UN
bukan pengadilan atau
judgment. “Pelaksanaan UN tidak berhenti
di sini (hasil). Sebab UN bukan hari pengadilan. UN merupakan bagian
dari proses pembelajaran dan UN memberi masukan untuk perbaikan
pembelajaran”, ucap Totok mengakhiri sambutannya.
Pada sesi malam, Teuku Ramli Zakaria dalam kapasitasnya sebagai
Koordinator Pelaksana UN di BSNP menyampaikan pokok-pokok pemikiran
tentang ujian nasional. Ramli menyampaikan tiga pemikiran, yaitu posisi
Ujian Nasional dalam sistem pendidikan yang berbasis standar, hasil
evaluasi pelaksanaan UNBK berdasarkan pemantauan yang dilaksanakan BSNP,
dan persiapan pelaksanaan Ujian Nasional Perbaikan.
“
Mainstreaming UN masa depan adalah UNBK atau
Computer Based Test. Pelaksanaan UNBK dengan pola
resource sharing dan “
testing center” sebagaimana diterapkan di Kota Surabaya, bisa dijadikan model bagi Kabupaten/Kota lain, ucap Ramli.
Sementara Nizam Kepala Puspendik pada kesempatan tersebut memaparkan
analisis hasil UN dan strategi perluasan pelaksanaan UNBK. Tentang
hasil UN yg menurun dan integritas pelaksanaan UN di sekolah, Nizam
menyampaikan bahwa tahun ini terjadi trend yg menggembirakan.
“Banyak sekali sekolah yg meningkatkan integritas dalam pelaksanaan
UN. Hal ini terlihat dari meningkatnya Indeks Integritas Ujian Nasional
(IIUN) di lebih dari 70% sekolah/madrasah penyelenggara Ujian Nasional
Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP). Peningkatan integritas pelaksanaan
UN telah berdampak pada koreksi capaian nilai UN sekolah dan daerah”,
ucapnya.
Lebih lanjut Nizam berpesan agar penurunan nilai karena peningkatan
integritas tersebut tidak dipenalti oleh daerah tapi peningkatan
integritasnya diapresiasi sementara capaian UN nya diperbaiki melalui
peningkatan mutu pembelajaran.
Terkait dengan rencana pelaksanaan UNBK tahun 2017, Nizam
menyampaikan perlunya penguatan pusat pengujian atau testing center yang
berbasis sekolah/madrasah.UNBK jenjang pendidikan menengah atas akan
dijadwalkan selama 10 hari. Sehingga di satu sekolah penyelenggara UNBK
enam hari akan digunakan untuk ujian SMA/MA dan empat hari untuk
SMK/MAK. Sementara itu pelaksanaan UNBK SMP sederajat bisa menggunakan
infrastruktur yang ada di SMA dan SMK.
Dengan pola seperti ini, tambah Nizam, peserta UNBK tidak mesti
mengikuti ujian di sekolah asal, tetapi bisa mengikuti ujian di sekolah
yang terdekat dari rumahnya. Selain itu, dengan pola seperti ini, kita
bisa meningkatkan tingkat keamanan dan kerahasiaan sehingga hasil UN
semakin kredibel.
Sebagaimana kita ketahui, pendaftaran UN Perbaikan telah dimulai pada
tanggal 1 Juni 2016 melalui secara online pada laman
http://unp.kemdikbud.go.id. Sampai berita ini ditulis sudah ada sekitar
50.000 pendaftar.
(BS)
Sumber: bsnp-indonesia.org
Selengkapnya baca
http://edu.planetbiru.com/info.php?info_id=4